Memilih Benih Padi Berkualitas, Tahan dari Hama dan Penyakit

Memilih benih padi adalah salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan budidaya padi. Benih yang berkualitas akan menghasilkan tanaman yang sehat, tumbuh seragam, tahan terhadap hama dan penyakit, serta berproduksi tinggi.

Sebaliknya, benih yang kurang berkualitas akan menyebabkan tanaman yang rapuh, tidak seragam, mudah terserang hama dan penyakit, serta berproduksi rendah.

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan secara detail dan lengkap tentang cara memilih benih padi berkualitas, kriteria, dan tahan terhadap hama dan penyakit.

Memilih Benih Padi Berkualitas, Tahan dari Hama dan Penyakit

Kriteria Benih Padi Berkualitas

Sebelum menanam padi, petani harus memperhatikan cara memilih benih padi yang baik dan benar. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh benih padi yang berkualitas, yaitu:

Mutu Genetis

Mutu genetis ialah benih yang harus memiliki sifat genetik yang sesuai dengan varietasnya. Benih padi harus berasal dari sumber yang terpercaya dan bersertifikat. Benih padi harus bebas dari kontaminasi genetik atau persilangan dengan varietas lain.

Mutu Fisiologis

Benih padi harus memiliki daya tumbuh dan daya simpan yang tinggi. Benih juga harus memiliki kadar air yang rendah, sekitar 12-14%, dan tentu benih harus memiliki vigor atau kemampuan berkecambah yang baik, minimal 90%.

Mutu Fisik

Benih padi harus memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang seragam sesuai dengan varietasnya. Benih padi harus bebas dari kotoran, biji gulma, biji lain, serangga, jamur, dan bakteri.

Mutu Sanitasi

Benih padi harus bebas dari hama dan penyakit yang dapat menular ke tanaman. Benih padi harus diolah dengan cara yang higienis dan aman.

Cara Memilih Benih Padi yang Baik dan Benar

Setelah mengetahui kriteria benih padi yang berkualitas, dan persemaian padi. Berikut ini adalah beberapa tips dan cara memilih benih padi yang baik dan benar:

Pilih berdasarkan varietasnya

Varietas adalah jenis atau kultivar dari tanaman padi yang memiliki sifat-sifat tertentu. Varietas dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan ukuran berasnya, warna kulit ari berasnya, aroma berasnya, rasa berasnya, waktu tanamnya, hasil panennya, daya tahannya terhadap hama dan penyakit, dan adaptasinya terhadap lingkungan tumbuhnya.

Petani harus memilih varietas yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lahan mereka. Misalnya, jika lahan petani berada di daerah dataran rendah dengan curah hujan tinggi, maka petani dapat memilih varietas padi sawah irigasi. Jika lahan petani berada di daerah dataran tinggi dengan curah hujan rendah, maka petani dapat memilih varietas padi gogo rancah.

Beberapa contoh varietas padi unggul di Indonesia antara lain sebagai berikut:

  1. Inpari 30 Agritan GSR (beras merah)
  2. Inpari 42 Agritan GSR (beras putih)
  3. Inpari 43 Agritan GSR (beras hitam)
  4. Inpari 44 Agritan GSR (beras ketan putih)
  5. Inpari 45 Agritan GSR (beras ketan hitam)
  6. Inpari 46 Agritan GSR (beras ketan merah)
  7. Inpari 47 Agritan GSR (beras ketan ungu)
  8. Inpari 48 Agritan GSR (beras ketan kuning)
  9. Inpari 49 Agritan GSR (beras ketan hijau)
  10. Inpari 50 Agritan GSR (beras ketan biru)
  11. Inpari 51 Agritan GSR (beras ketan pink)
  12. Inpari 52 Agritan GSR (beras ketan coklat)
  13. Inpari 53 Agritan GSR (beras ketan orange)
  14. Inpari 54 Agritan GSR (beras ketan abu-abu)
  15. Inpari 55 Agritan GSR (beras ketan putih susu)
  16. Inpari 56 Agritan GSR (beras ketan putih gading)
  17. Inpari 57 Agritan GSR (beras ketan putih mutiara)
  18. Inpari 58 Agritan GSR (beras ketan putih salju)
  19. Inpari 59 Agritan GSR (beras ketan putih kristal)
  20. dan Inpari 60 Agritan GSR (beras ketan putih perak)

Tentukan berdasarkan jenis sawah dan hasil panen

Jenis sawah adalah klasifikasi lahan pertanian berdasarkan sumber airnya. Jenis ini dapat dibedakan menjadi sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah pasang surut, sawah lebak, dan sawah rawa. Hal ini dapat mempengaruhi ketersediaan air, kesuburan tanah, dan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi.

Petani harus memilih benih padi yang sesuai dengan jenis sawah mereka. Misalnya, jika petani memiliki lahan sawah irigasi, maka petani dapat memilih benih padi yang tahan terhadap banjir atau genangan air. Jika petani memiliki lahan sawah tadah hujan, maka petani dapat memilih benih padi yang tahan terhadap kekeringan atau defisit air.

Hasil panen adalah jumlah beras yang dihasilkan oleh tanaman padi per satuan luas lahan. Hasil ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti varietas, teknik budidaya, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan kondisi lingkungan. Anda dapat mengukur hasil panen dengan satuan ton per hektar (t/ha) atau kilogram per hektar (kg/ha).

Petani harus memilih benih padi yang memiliki potensi hasil panen yang tinggi. Potensi hasil panen dapat dilihat dari karakteristik varietas, seperti jumlah anakan, jumlah malai, jumlah gabah isi, bobot gabah isi, dan bobot 1000 butir beras.

Beberapa contoh varietas padi unggul yang memiliki potensi hasil panen tinggi diantaranya:

  1. Inpari 30 Agritan GSR (8-10 t/ha)
  2. Inpari 42 Agritan GSR (9-11 t/ha)
  3. Inpari 43 Agritan GSR (8-10 t/ha)
  4. Inpari 44 Agritan GSR (7-9 t/ha)
  5. Inpari 45 Agritan GSR (7-9 t/ha)

Periksa informasi daya tahan benih padi terhadap hama dan penyakit

Hama dan penyakit adalah organisme yang dapat menyerang tanaman padi dan menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas dan kuantitas hasil panen. Hama dan penyakit dapat bersifat biotik atau abiotik.

Pengertian hama biotik adalah organisme hidup yang dapat menyerang tanaman padi. Seperti serangga, tikus, burung, gulma, jamur, bakteri, virus, nematoda, dan protozoa.

Sedangkan, hama abiotik adalah faktor lingkungan yang dapat menyerang tanaman padi. Seperti suhu ekstrem, kelembaban udara rendah atau tinggi, kekeringan atau banjir, angin kencang atau badai, garam atau logam berat.

Petani harus memilih benih padi yang memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit yang umum menyerang tanaman padi di daerah mereka. Daya tahan benih padi terhadap hama dan penyakit dapat dilihat dari sertifikat benih atau label kemasan benih.

Daya tahan benih padi terhadap hama dan penyakit biasanya ditandai dengan kode huruf atau angka yang menunjukkan tingkat ketahanannya.

Beberapa contoh kode daya tahan benih padi terhadap hama dan penyakit adalah sebagai berikut:

  • B : Tahan terhadap bakteri layu daun (BLB)
  • BB : Tahan terhadap blas daun
  • BBB : Tahan terhadap blas leher malai
  • G : Tahan terhadap wereng batang coklat (WBC)
  • GG : Tahan terhadap wereng batang hijau (WBH)
  • GGG : Tahan terhadap wereng batang putih

Selain kode-kode di atas, IRRI juga mengembangkan varietas-varietas padi yang dikenal sebagai Green Super Rice (GSR) atau Padi Hijau Super, yang dirancang untuk memiliki daya hasil tinggi, baik pada kondisi optimum maupun sub optimum, misalnya kekurangan air dan pupuk. Varietas GSR dirancang untuk memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit utama, sehingga dapat meminimalisir penggunaan pestisida.

Kesimpulan

Memilih benih padi adalah keputusan penting dalam budidaya padi yang mempengaruhi hasil panen dan profitabilitas petani. Memahami faktor-faktor seperti kesesuaian varietas, kualitas benih, kemampuan finansial, perawatan, perkiraan hasil, dan perilaku pasca panen sangat penting dalam memilih benih padi yang tepat.

Keputusan ini harus didasarkan pada pertimbangan matang dan disesuaikan dengan kondisi dan tujuan masing-masing petani. Semoga artikel ini bisa membantu dan bermanfaat untuk Anda!

Leave a Comment